Jumat, 09 September 2016

Catatan Usang Dari Desa Lancar


Saya termasuk generasi Desa Lancar yang beruntung karena saat saya menamatkan sekolah dasar sudah ada SMP di desa Lancar. Sebelum nya banyak anak anak tamatan SD yang tidak bersekolah ke jenjang SMP karena berbagai alasan. Dari alasan tidak ada biaya, sampai alasan lokasi sekolah SMP yang jauh berada di pusat kota kecamatan Wadaslintang. 
SMP 2 Wadaslintang pertama kali menerima siswa siswi pada tahun 1989, kala itu belum bersetatus SMP Negeri, tapi statusnya adalah SMP titipan dari SMP N 1 Wadaslintang. Awal berdirinya SMP 2 belum memiliki gedung sendiri. Gedung nya numpang di SDN 3 Lancar, juga numpang di rumah rumah penduduk sekitar SD INPRES. 
Baru di tahun 1990 dibangunlah gedung yang sampai saat ini masih ditempati. Jangan membayangkan siswa-siswinya berpakaian rapi, bersepatu, dan berdasi. Saat awal berdiri, siswa siswinya banyak yang tidak memakai sepatu ke sekolah. Banyak yang memakai seragam atasan OSIS celana cokelat pramuka. 
Jangan mengira siswa-siswi angkatan pertama, ke dua, adalah anak anak usia SLTP, banyak yg usianya setara dengan anak SLTA. Maka jangan heran kalau saat itu SMP N 2 Wadaslintang bisa merajai pertandingan bola voly. Bukan hanya tingkat kecamatan, tapi juara di tingkat kabupaten. Jangan bertanya tentang kualitas pendidikan nya, karena saat itu visi dan misi nya saja mungkin belum dirumuskan dengan sempurna. Ibarat sebuah negara, saat itu mungkin sebagai sebuah negara yang baru merdeka. Jangan tanya fasilitas nya, karena saat itu buku paket pelajaran saja merupakan barang mewah dan langka. 
Saya mengalami bagaimana sulitnya menyerap pelajaran yang diberikan oleh bapak dan ibu guru. Hari ini di ajarkan besok sudah lupa. Karena memang tidak ada bahan referensi untuk belajar sendiri dirumah. Jangan tanya tentang kedisiplinan dan ketertiban siswa-siswinya. Mungkin mirip dengan film Laskar Pelangi. Asal masih mau sekolah saja sudah beruntung. 
Saat itu bukan murid yang cari sekolah, tapi sekolahan yang mencari murid. Saat itu tak ada teknologi komunikasi seperti saat ini. Semua masih tradisional. Tak ada akses jalan yg bagus. Jalannya hanya berupa tanah di rolak memakai kerikil. Yang kalau hujan becek seperti lumpur di sawah. Tapi luar biasanya, dengan segala keterbatasan dan kekurangan siswa siswi SMP 2 Wadaslintang saat itu tetap giat belajar. Hingga semua bisa lulus dan mendapatkan Surat Tanda Tamat Belajar tingkat Sekolah Menengah Pertama di Desa Lancar. 

Created By :
Bayu Aditia LiverpooldianSejati via Facebook
erlanggaaditya296@gmail.com 
Alumni 1994 NIS 189 
Marjono Lancar Wadaslintang 
HP. 081212287778/085782487778

Tidak ada komentar:

Posting Komentar